Posts

Tips Metode Budidaya Tanaman Padi dan Pemupukannya

Indonesia adalah negara agraris yang tanahnya sangat subur.

Nah, sebagai warga Indonesia, seharusnya bisa menciptakan produk beras sendiri dari hasil budidaya tanaman padi yang akan dapat tumbuh subur di Indonesia.
Oleh karena itu, peluang ini jangan disia-siakan untuk membudidayakan padi seperti ini sangat menjajikan untuk negara, apalagi dengan pertumbuhan penduduk warga yang ada di Indonesia sangatlah pesat dan dipastikan akan berpengaruh terhadap permintaan beras yang tinggi tentunya.
Apalagi Indonesia dibawah pemerintahan pak Jokowi ini menjalankan program Indonesia Swasembada beras dan bisa eksport

Dibawah ini, bisa dipratekkan gimana metode yang baik dalam budidaya tanaman padi dan pemupukannya:
Metode dalam Mengolah atau Budidaya Tanaman Padi
Di sini ada cara atau metode agar menapatkan hasil maksimal yang bisa dipakai untuk budidaya tanaman padi atau pemupukannya.
Nah, untuk di awal perkembangan kita harus mendapatkan hasil padi yang berkualitas tentunya.
Sebelum bertanam dan pemupukan, sebaiknya mengetahui mengetahui cara budidaya padi yang baik dan menguntungkan.

Untuk pertama kali yang harus dilakukan adalah memiliki kesungguhan dan keyakinan untuk membudidayakan tanaman padi ini, dengan cara mendedikasikan tenaga serta pikiran dengan persentasi 100% untuk membudidayakan tanaman padi. Selain faktor itu tentu saja faktor pupuk yang kualitasnya terkenal bagus dan kualitas benih padi.
Dengan demikian hasil panen yang didapatkan akan melimpah dan memuaskan.

Agar mendapatkan hasil tersebut, dengan padi melimpah. Dibawah ini ada refensi, bagaimana langkah awal untuk melakukannya.

» AWAL PENGOLAHAN TANAH UNTUK TANAMAN PADI

Langkah awal sebelum bertanam yang dapat kita lakukan adalah membersihkan lahan yang akan ditanami terlebih dulu.
Berikutnya bersihkan beragam tanaman gulma, yakni rerumputan, semak belukar serta hal lain yang nantinya bisa akan mengganggu perkembangan tanaman padi.
Menyiapkan pula media tanam yang baik untuk tanaman, ini akan mendorong pertumbuhan tanaman dengan baik tentunya.
Setelah lahan bersih dan nyaman terhindar dari segala jenis tanaman liar, langkah selanjutnya adalah memberikan aliran air yang cukup pada lahan.
Bisa juga sembari di tabur pupuk organik khusus tanah dan untuk penggemburan / pemberian unsur hara juga zat essensial tanah yang sebelumnya mati / hilang dan tanah menjadi keras karena terlalu sering di beri pupuk kimia.

Proses seperti ini, tujuannya untuk menggemburkan tanah agar mudah untuk dibajak dengan memakai alat tradisional atau traktor modern sekalipun.

Sudahkah lahan tersebut terlihat gembur?
Nah, jika sudah genangi lahan tersebut dengan air sampai mencapai ketinggian sekitar 5 – 10 cm. Untuk mengatur ketinggian airnya, caranya dengan membuka dan menutup akses keluar masuknya air pada pintu irigasi.

Setelah lahan di genangi air, untuk mendapatkan hasil tanah yang sangat bagus untuk tanaman, bisa kita tebar di dalam genangan air lahan / sawah itu dengan organik khusus tanah dan suplemen akar.
Untuk mendapatkan hasil tanah yang maksimal, lebih baik lahan didiamkan selama -/+ 2 minggu, tujuannya adalah agar racun pada tanah menjadi netral dan juga kondisi netral dan juga kondisi tanahpun menjadi berlumpur, tanah menjadi subur penuh dengan vitamin juga unsur hara yang di butuhkan tanah juga akar.

» PILIHLAH BIBIT PADI KUALITAS UNGGUL DAN BAGUS

Agar hasil panen padi jadi melimpah, selain lahan tanaman yang baik diperlukan juga bibit padi yang unggul dan berkualitas.

Di bawah ini ada refensi bagaimana cara untuk kita agar kita mengetahui bibit padi yang berkualitas unggul dan bagus ?!

Berikut ulasannya:
1. Rendam beberapa benih padi yang akan ditanam dengan media air, dengan durasi -/+ 2 jam.
2. Selanjutnya, letakan benih padi yang sudah direndam tadi di atas kain (sebelumnya kain sudah dibasahi dengan air). Kemudian hitung berapa benih padi yang telah diramdam tadi, hitung ada berapa yang bisa mengeluarkan kecambah.
Bila yang keluar kecambah sampai 90% artinya benih padi tersebut mempunyai kualitas yang baik.

» MENYEMAI BENIH PADI DI LAHAN

Sesudah mendapati benih padi yang baik, langkah berikutnya adalah dengan menyemai benih tersebut pada lahan tanam.

Untuk menyemai benih padi, lakukan dengan ikuti langkah-langkah di bawah ini :
1. Rendam benih padi yang akan disemai selama durasi sehari semalam (akan lebih bagus jika perendaman di campurkan dengan pupuk organik), lalu tiriskan dan biarkan selama 2 hari hingga benih tersebut mengeluarkan kecambah.
> Gunanya Perendaman dengan pupuk organik tadi adalah memberikan vitamin percepatan pertumbuhan dan hormon yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh dan perangsang buah.

2. Berikutnya, siapkanlah lahan mana untuk menyemai benih padi kurang lebih luasnya 500 m² untuk 1 hektar lahan sawah. Kemudian usahakan lahan yang dipakai untuk menyemai padi tetap berair dan berlumpur.

3. Selanjutnya, berikan pupuk Urea plus TSP dengan masing-masing takaran 10 gr untuk 1 m² lahan untuk penyemaian.

4. Tahap akhir, tanam bibit padi yang sudah berkecambah tadi di lahan yang sudah dipilih untuk penyemaian / lahan yang sudah kita siapkan tadi sebelumnya.

Cara menanam benih padi adalah dengan cara menyebarkan bibit secara merata pada lahan yang ditujukan untuk penyemaian.

Cara Menanam Padi

Tahap ini adalah menanam bibit yang telah disemai ke dalam lahan persawahan yang telah kita sediakan. Untuk menanam padi adalah dengan cara memindahkan bibit penyemaian ke dalam lahan persahawan.

Di bawah ini, dapat kita lakukan:
Salah satu ciri bibit padi yang sudah siap tanam, cirinya memiliki daun dua sampai tiga helai dan sudah berusia -/+ 2 mingguan.
Cara menanam bibit padi tersebut dapat dilakukan dengan cara teknis tunggal maupun ganda. Untuk satu lubangnya, dapat diisi satu atau dua tanaman padi.
Proses penanaman bibit padi ada kala baiknya, dengan membuat lahan tersebut tergenang dengan air sedangkan kedalaman untuk pembibitan sendiri sekitar 1-1,5 cm. Tidak terlalu dalam, dan bisa diposisikan akar seperti membentuk huruf (L), hal seperti ini dilakukan dengan tujuan agar tanaman bisa tumbuh dengan sempurna.

» PENYIANGAN LAHAN TANAM

Ingin padi yang ditanam dapat tumbuh dengan sempurna, tentunya diperlukan perawatan yang khusus juga. Membersihkan tanaman lain yang suka mengganggu atau biasa disebut tanaman gulma.
Penyiangan tanaman gulma sendiri dapat dilakukan saat masa di mana tanaman padi telah menginjak umur 3 minggu.
Langkah berikutnya, yang dapat dilakukan dengan penyiangan rutin pada setiap 3 minggu sekali.
Penyiangan ini sendiri tujuannya baik, melakukannya dengan cara manual yakni dengan mencabut tanaman gulma dengan tangan kosong. Dengan cara ini tentu akan mendapatkan tanaman padi yang berkualitas pula.

» CARA PEMUPUKAN PADI

Memberi pupuk merupakan hal terpenting untuk dilakukan. Dikarenakan tanpa adanya pupuk yang baik maka tanaman padi akan sulit untuk tumbuh dengan sempurna. Tentunya akan mendapatkan hasil panen yang tidak bisa maksimal pula.

Di bawah ini, ada takaran serta cara yang dapat dilakukan untuk memberikan pupuk baik dalam budidaya tanaman padi, berikut ulasannya :

● Untuk pemupukan pertama dapat dilakukan, ketika padi sudah berusia 7-15 hari setelah ditanam. Bisa menggunakan jenis pupuk Urea plus TPS yang dicampur dengan takaran dosis sekitar 100:50 Kg/ha atau bisa disesuaikan dengan kondisi tanaman sendiri.

● Untuk pemberian pupuk pada tahap berikutnya, bisa dilakukan ketika tanaman padi telah berusia 25-30 hari. Gunakan pupuk jenis Urea 50 Kg/ha serta Phonska 100 Kg/ha.

● Proses pemupukan tahap akhir, bisa dilakukan ketika tanaman berusia 40-45 hari. Bisa menggunakan pupuk jenis Urea dengan campuran Za skala perbandingannya sendiri perkiraannya 50:50 Kg/ha.

WAKTU & CARA PEMUPUKAN PADI YANG TEPAT SASARAN

Sebagai gambaran saja, untuk tanah normal sendiri pemerintah memberikan rekomendasi pupuk tanaman padi sebagai berikut, Urea sebesar 200 kg – 250 kg, SP36 100 kg -150 kg dan KCI 75 kg – 100 kg. Jika memakai NPK dosisinya, 100 kg urea dan 300 kg NPK.
Ada juga mengurangi jumlah pemberian pupuk kimia diatas hingga 60% dan hanya menggunakan pupuk kimia sebanyak 40% saja dimana sisanya menggunakan pupuk Organik Khusus padi.
Dengan metode organik itu justru banyak petani padi yang bersaksi dan membuktikan bahwa hasil panen pastinya jauh lebih banyak, lebih berisi dan bagus daripada memakai 100% pupuk kimia.

Itu hanya dosis yang dianjurkan, untuk menentukan dosis secara tepat maka harus melakukan uji coba pada tanah sendiri. Baik itu antar musim maupun antar lokasi. Berikan pupuk menurut prediksi sendiri dan lakukan pengamatan sudah maksimal apa belum.
Jika belum lakukanlah pemupukan dengan dosis yang berbeda lagi, demikian seterusnya sampai menemukan dosis yang benar-benar optimal untuk tanaman padi.
Namun, dalam pemberiannya itu jangan terlalu jauh melampui anjuran pemerintah tersebut di atas yang telah direkomendasikan.

Di bawah ini, ada rekomendasi waktu pemberian pupuk tanaman padi dengan variasi yang berbeda. Apalagi dengan iklim dan kondisi tanah yang berbeda antar daerah. Namun, dari refensi beberapa sahabat petani padi di Bantul dan Muntilan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Jika memakai Urea, SP36 dan KCI (200 – 250 Kg : 100 – 150 Kg : 75 -100 Kg/ha). Dengan satu hari sebelum tanam, anjurannya adalah lakukan penyebaran pupuk SP36 100%. Setelah usia 7 hst, berikutnya lakukan penyebaran Urea 30% dengan KCI 50%.
-Menanjak usia 20 hst, berikutnya lakukan penyebaran Urea 40% dan setelah usia 30 hst lakukan penyebaran Urea 30% dan KCI nya 50%.
-Kalau menggunakan Urea, SP36 dan KCI dengan adanya BWD. Aplikasi pertama dan kedua sama seperti langkah di atas (Sebelum tanam aplikasi SP36 100%, 7 hst aplikasi Urea 30% ditambahi KCI 50%), namun setiap seminggu sekali lakukan tes warna daun dengan menggunakan BWN.
Jika hasil dari pengetesan tersebut saja sekitar 10%. Pengetesan dilakukan mencapai tanaman padi tersebut hingga berumur 40 hst. Untuk pada umur 30 hst KCL yang tersisa 50% diberikan semuanya, jangan ada yang sisa.

2. Jika menggunakan Urea dan NPK Ponska (100 Kg : 300 Kg/ha). Pada umur 7 hst, berikan Urea 30% dan NPK 50%, untuk umur 20 hst berikan Urea 40% dan setelah mencapai umur 30 hst berikan Urea 30% dan NPK Ponska nya berkisar 50% tanpa memakai Urea.
Jika setelah satu minggu lakukan tes dengan BWD, kalau hasil tes tersebut diras perlu penambahan Urea lakukan penambahan 10% saja. Demikian seterusnya dan lakukan pengetesan pada setiap minggu sekali dengan BWD. Umur mencapai 30 hst berikan Ponska yang berkisar 50%.

3. Jika memakai Urea dan NPK Pelangi (100 Kg : 300 Kg /ha). Berikan NPK pelangi 100%, ketika umur padi masih 1 hst. Berikutnya setelah satu minggu berikan Urea 30%. Menanjak usia 20 hst berikan Urea 40% dan ketika padi berumur 30 hst berikan Urea yang 30%.
Jika menggunakan BWD berikan NPK pelangi 100% ketika padi berumur 1 hst, setelah 7 hst lakukanlah test dengan BWD, dan jika hasil test dari BWD dirasa memerlukan penambahan coba lakukan penambahan Urea 10% saja.
Demikian seterusnya lakukan pemberian Urea setelah melakukan tes dengan BWD setiap 1 minggu sekali.

Akan sangat baik hasil pastinya jika ditambah dengan pemberian pupuk Organik seperti HRN, PWRK dan SPRK guna memacu pertanyakan bulir padi.

Cara Mengaplikasikan Pupuk pada tanaman Padi :

1. Taburkanlah secara merata pada area sawah, jika memakai sistem tegel.

2. Jika menggunakan sistem tanam jajar legowo, dari sistem ini diperlukan pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya atau diluar legowo. Pemberian atau penyebarannya sendiri dapat dilakukan melalui legowo tersebut.

3. Pemberian pupuk ada juga yang dijimpitkan atau ditaruh pada perempatan jarak tanman padi. Kesimpulannya pupuk yang diberikan tidak disebarkan secara merata.

4. Ada pula petani yang begitu kreatif yang memberikan pupuk tersebut dengan cara dijimpitkan di perempatan di antara tanaman, kemudian diinjak dengan satu kaki.

4. Semua itu terserah, kalau ada waktu dan tenaga pemberian pupuk sendiri bisa dengan dijimpit dan diinjak. Ini merupakan pemberian pupuk cara yang paling efektif, dikarenakan dapat mengurangi terbuangnya pupuk oleh penguapan maupun terbawa aliran air.

Namun kalau rasanya sangat merepotkan dan tidak ada waktu, ada cara lain dengan sebarkan secara merata.

Itulah dosis dan cara pemupukan pada fase gerbang pertanian, semoga cara atau metode di atas tidak menambah bingung bagi pembaca pemula. Semua yang ditulis ini merupakan pengalaman yang kami lihat dan lakukan di lapangan.

FASE PERTUMBUHAN PADI

Melihat 2 kondisi yang sekarang terjadi, akan banyak yang kesulitan untuk menentukan kapan waktu pemupukan yang tepat bagi keduanya.

Untuk penentuan kapan tanaman padi dipupuk sendiri dapat dilihat dari fase-fase tumbuhnya tanaman padi.

Nah, di sini ada contoh padi dari padi ciherang yang berumur sekitar 115 -125 hari.

Umumnya pembagian fase-fase ini adalah sebagai berikut:
– Persemaian 20 hari.
– Fase vegetatif 35 hst.
– Fase generatif reproduktif pada 36-65 hst.
– Fase generatif pematangan 66-100 hst.
– Pupuk dasar, wakru bibit pindah tanam, bibit itu sendiri perlu waktu berkisar 8-12 hst atau kalau dihitung rata-rata berkisar 10 hst untuk mendapatkan kokohnya perakaran. Nah, saat inilah sebaiknya pemupukan pertama kali dilakukan.

Karena pada saat itu daun dan akar tanaman pdi sudah akan mulai mengembang. Dengan demikian hasil yang didapat akan maksimal menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah yang sebelumnya kita berikan melalui pemberian pupuk organik tadi.

– Jangan diberikan pada waktu usia 0 – 5 hst. Sebab daun dan akar tanaman padi belum berkembang dan masih dalam kondisi yang amat stress.
Maksudnya adalah akar belum siap menerima pemupukan yang diberikan. Bila diberikan akan sia-sia saja kalau diberikan pupuk Urea dengan dosis yang tinggi.
Sebab pupuk Urea akan mudah menguap dan sifatnya higroskopis.
Pada saat itulah baiknya penebaran pupuk lebih baik bukan pupuk kimia (urea) namun pupuk organik yang langsung bisa di serap oleh tanah dan tanaman padi.

Pada waktu pemberian, disarankan sebaiknya memperhatikan kondisi pada air. Anjurannya sewaktu pemberian pupuk, ketika kondisi air tersebut lagi memancak.

– Pupuk Susulan ke-1. Ini diberikan sekitar pekan yang ke 3 (sekitar 21-25 hst) biasanya ditandai setelah mereka (para petani) melakukan pengoyosan, saat itulah pemupukan dilakukan.
Nah, sewaktu pengoyosan, saat inilah pemupukan harus dilakukan. Pemupukan organik bisa di tebarkan merata ke sawah atau bisa juga melalui penyemprotan.
Ketika pengoyosan dilakukan maka akar tanaman padi akan putus. Tujuannya tanaman padi tersebut akan membentuk anakan baru.
Pada kondisi ini, tanaman akan dapat maksimal penyerap unsur hara yang diberikan. Dengan demikian tanaman padi akan menghasilkan jumlah anakan yang maksimal untuk kedepannya.

– Pupuk Susulan ke-2.
Ini diberikan sekitar umur tanaman padi mencapai pekan ke 5 (30-40 hst). Masa ini adalah peralihan dari sebuah fase vegetatif ke generatif. Untuk kondisi tanaman sediri juga sangat membutuhkan yang namanya nutrisi tinggi.
Saatnya penyemprotan dengan menggunakan NASA dan HORMONIK.

Hal ini ditandi dengan keluarnya daun bendera atau padi bunting. Artinya malai padi akan segera juga akan keluar. Pada umur tersebut adalah saat yang tepat pemupukan tahap ke 3 diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan menghasilkan malai yang didapati sangat optimal.
Jadi bila ingin melakukan pemupukan tanaman padi, lihatlah 3 kondisi yang disebutkan seperti di atas. Saat itu kondisi tanaman padi akan maksimal menyerap unsur hara yang kita berikan.

MELINDUNGI TANAMAN PADI DARI SERANGAN HAMA

Pentingnya melindungi tanaman dari serangan hama, setiap tanaman budidaya sendiri juga tidak lepas dengan yang namanya gangguan hama yang suka merusak. Maka dari itu setiap tanaman harus dilindungi dengan mencegah hama tersebut. Ada pestisida organik yang bersahabat dengan lingkungan juga tanah namun ampuh dalam membasmi hama padi.

Biasanya ada beberapa hama yang mengganggu tanaman padi diantaranya, yakni tikus, orang-orang, belalang, lembing, wereng sampai walang sangit pun ada.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimala pengendalian hama sebaiknya harus segera dilakukan, dengan cara alami yakni memilahara hewan pemangsa yang tujuannya dapat menghambat perkembangan hama tersebut.

Nah, oleh karena itu jangan membasmi ular yang ada di sekeliling lahan sawah. Karena hewan seperti itulah yang bisa menjadi predator untuk hama tikus yang sering merusak tanaman padi.
Ada keuntungannya sendiri, yakni jika pengendalian hama secara alami diperlakukan dengan baik, maka terjaganya lingkungan dan cukup aman untuk kelangsungan ekosistem alam.
Namun, jika adanya penyakit atau hama tidak atau belum bisa diatasi dengan cara tersebut, maka dapat menggunakan pestisida dengan tujuan mengendalikan hama tersebut.

PANEN TANAMAN PADI

Inilah saat di mana yang dipaling di tunggu para petani, yakni masa panen tanaman padi sudah tiba.
Tanda tanaman padi sudah siap untuk dipanen adalah warna butiran bijinya sudah mulai menguning, ranting buahnya mulai menunduk, karena terisi beras.
Proses ini dapat dilakukan dengan cara tradisional, yakni dengan cara menggunakan sabit, jika menggunakan cara modern memakai mesin otomatis.